MANAGEMENT
PENGANTAR MANEGEMENT
Bapak Joko Atmojo, salah seorang manajer penjualan lapangan pada perusahaan PT Logam Industri telah dipromosikan ke kantor pusat dengan jabatan sebagai asisten manager produk untuk sekelompok produk yang relative ia belum kenal. Segera setalah ia memulai jabatan nya yang baru ini. Salah satu wakil direktur utama perusahaan tersebut memanggil para manager produk dan staf lainnya untuk mengadakan sebuah rapat guna menyusun strategi-strategi pemasaran. Atasan Joko, yakni manager produk tidak dapat hadir dalam rapat itu sehingga Direktur pemasaran, Suhardiman mengundang Joko mengikuti rapat tersebut untuk membantu mengarahkannya pada jabatan atau pekerjaan Joko yang baru.
Oleh karena rapat di hadiri banyak orang, Suhardiman hanya secara sepintas memperkenalkan joko kepada Suharto. Setelah rapat dimulai, Suharto seorang kawakan dengan reputasi kekasarannya mulai mengajukan serangkaian pertanyaan yang meneyelidik, yang hanya menager produk terbaik yang bisa menjawab secara terinci. Tiba-tiba ia berbalik kepada kepada Joko dan mulai menanyai dengan cukup teliti tentang kelompok produknya. Agak membingungkan, Joko mengakui bahwa ia benar-benar tidak tahu jawabnnya.
Segera menjadi jika bagi Suhardiman bahwa Suharto lupa atau tidak memahami bahwa Joko masih baru dengan pekerjaannya, dan mengikuti rapat tersebut agar memperoleh orientasi yang lebih jauh baginya. Ia hampir saja memberikan suatu penjelasan yang berhati-hati ketika Suharto nampak menjengkelkan dengan apa yang pada pendapatnya merupakan tidak ada persiapan dari Joko, membentak” saudara baru saja, saudara lihat sebuah contoh pekerjaan staf yang jelek, dan tiada maaf bagi pekerjaan seperti itu !
Suhardiman harus segera mengambil keputusan. Pertama ia dapat menyela Suharto dan menyatakan bahwa Suharto telah secara tidak adil menilai Joko, tetapi hal itu dapat memalukan bagi atasannya maupun bawahannya.
Ada jalan lain, ia dapat menunggu setelah rapat selesai dan maka berikan suatu penjelasan secara pribadi, sepanjang dengan cepat Suharto menjadi terpikat pada pembicaraan yang lain. Suhardiman mengikuti pendekatan yang kedua. Melirik kepada Joko, Suhardiman tahu bahwa wajah Joko tampak merah bercampur cemas. Setelah berpandangan mata, Suhardiman berkedip pada Joko sebagai jaminan yang bijaksana bahwa ia mengerti dan bahwa apa yang jelek dapat di perbaiki.
Satu jam kemudian Suharto, terus terang tidak puas dengan apa yang di perolehnya disebut “Perencanaan yang tidak memadai dari bagian pemasaran pada umumnya, dengan tiba-tiba menyatakan rapat selesai setelah itu, Ia berbalik kepada Suhardiman dan meminta agar Suhardiman tetap di tempat sebentar. Sama sekali tidak diduga Suhardiman, Suharto dengan serta merta mengajukan pertanyaan tentang Joko kepadanya. Suharto rupanya ingin menunjukkan bahwa ia mempunyai alas an yang kuat untuk meminta Suhardiman tidak keluar dahulu dari ruang rapat, “Begini katanya kepada Suhardiman”, “Saya ingin dengan sejujur-jujurnya anda menjawab“ lanjutnya”. Apakah menurut anda, tadi saya terlalu kasar kepada si bocah itu?”.
Hening sejenak, lalu Suhardiman berkata, “Ya betul begitu saya ingin membicarakan hal itu dengan anda. Suharto lalu menjelaskan bahwa kenyataan bahwa Joko baru dalam pekerjaannya tidak di tunjukkan dengan sebagaimana mestinya tak kala mereka diperkenalkan, dan hanya beberapa lama setelah omelannya sendiri yang meledak-ledak, itu mulai berpikir olehnya bahwa apa yang telah dilakukannya itu tidak pantas serta tidak adil. Ia lalu bertanya lagi kepada Suhardiman, “Seberapa jauh anda mengenalnya?”.”Apakah saya menyakitinya?”. Sejenak Suhardiman memperhatikan air muka atasannya. Kemudian ia menjawab datar, “Saya mengenalnya betul, tapi yang saya pikir anda menyakitinya”. “Ah, masa bocah itu tidak bisa di maafkan” kata Suharto, lalu ia menelpon sekretarisnya untuk menghubungi dan meminta Joko segera melapor ke kantornya. Beberapa saat kemudian Joko datang, tampak binging serta gelisah. Begitu masuk, Suharto berdiri dari balik mejanya, kemudian menemaninya di ruangan tengah kantor tersebut sambil nerhadap-hadapan dengan Joko yang baru berusia 20 tahun dan empat tingkat di bawah Suharto dalam Organisasi itu, Suharto berkata ”Begini saya telah melakukan suatu ketololan dan saya ingin meminta maaf. Saya tidak punya hak untuk memperlakukan anda seperti itu, seharusnya saya ingat anda masih baru dalam pekerjaan anda, tapi saya lupa. Maafkan saya”.
Joko Atmojo bingung, ia berkomat-kamit terima kasih atas permintaan maaf itu. “Selama anda di sini, hai anak muda” lanjut Suharto. Di hadapan bos dari bos anda, saya ingin menjelaskan seberapa hal kepada anda. Pekerjaan anda ialah memastikan bahwa orang seperti saya sendiri tidak akan mengambil keputusan yang jelek. Kami berpendapat bahwa anda memenuhi syarat untuk pekerjaan anda, kalau tidak pasti anda tidak akan bawa kesini tetapi untuk memahami pekerjaan apapun tentang produk-produk anda“ Sambil mengulurkan tangannya lalu berjabatan tangan dengan anak muda itu, Suharto berucap, “Sepenuhnya saya percaya pada anda. Dan terima kasih atas kesediaan anda untuk memberikan kesempatan kepada saya guna memperbaiki suatu kesalahan yang betul-betul tolol”.
Pertanyaan
1. Menurut pendapat anda , apa pengaruh dari kejengkelan – k ejengkelan suharto yang di tunjukkan pada rapat itu, terhadap joko dan menejer – menejer lainya?
- Menurut saya kejengkelan yang ditunjukan Suharto tidak pantas,karena dapat menyinggung joko,dan membuat dia bisa jadi tidak percaya diri. Padahal bila seandainya joko juga harap dimaklumkan,karena baru mencoba dengan pekerjaannya itu.
2. Apakah tepat , suharto meminta maaf kepada joko atau ia cukup meninggalkannya sendiri!
- Tepat , karena Suharto sudah menyinggung perasaannya joko. Dan atasan itu tidak boleh melakukan seenaknya kepada bawahannya,dan bila bawahan mempunyai kesalahan tidak usah dengan emosi,karena itu dapat menyinggung hasil pekerjaannya.
3. Menurut anda , apa arti permintaan maaf itu bagi joko ?
- Menurut saya,permintaan maaf Suharto dapat membuat joko jadi lebih tenang dalam bekerja.Dan dapat membuat joko lebih percaya diri dalam pekerjaannya sekarang.
4. Apa yang mungkin di miliki suharto sebagai seorang atasan, dan sebagai seorang bawahan?
- Yang dimiliki suharto sebagai atasan dapat mengetahui sifat bawahannya dan mengenal kinerja masing – masing pekerjaannya sehingga dapat mengontrol dan mengevaluasi hasil kerja yang di hasikan. Dan yang di miliki suharto sebagai bawahan selalu memberikan hasil kerja yang baik kepada atasannya dan menunjukkan kepada atasanya bahwa dia sangat berpotensi di bagian yang ditempati olehnya.
5. Bagaimanakah cara suharto menetapkan tanggung jawab joko sebagai seorang asisten menejer produk? Bagaimana cara ia menetapkan perannya sendiri sebagai menejer puncak !
- Dengan cara suatu arahan / orientasi sehingga joko dapat mengetahui apa yang harus dia lakukan dalam pekerjaan sekarang ini.Sehingga dapat kerja yang baik.
- Suharto harus selalu mengontrol hasil pekerjaannya yang dilakukan bawahannya dan Suharto lalu melaporkan hasil-hasilnya kepada atasannya / pimpinannya.
6. Dari hubungan antara tingkatan – tingkatan menejemen pada perusahaan tersebut, aspek apakah yang paling penting?
- Aspek yang paling penting adalah suatu komunikasi dan kerja sama dalam melakukan pekerjaan,sehingga dapat mencerminkan hasil pekerjaan yang baik
Bapak Joko Atmojo, salah seorang manajer penjualan lapangan pada perusahaan PT Logam Industri telah dipromosikan ke kantor pusat dengan jabatan sebagai asisten manager produk untuk sekelompok produk yang relative ia belum kenal. Segera setalah ia memulai jabatan nya yang baru ini. Salah satu wakil direktur utama perusahaan tersebut memanggil para manager produk dan staf lainnya untuk mengadakan sebuah rapat guna menyusun strategi-strategi pemasaran. Atasan Joko, yakni manager produk tidak dapat hadir dalam rapat itu sehingga Direktur pemasaran, Suhardiman mengundang Joko mengikuti rapat tersebut untuk membantu mengarahkannya pada jabatan atau pekerjaan Joko yang baru.
Oleh karena rapat di hadiri banyak orang, Suhardiman hanya secara sepintas memperkenalkan joko kepada Suharto. Setelah rapat dimulai, Suharto seorang kawakan dengan reputasi kekasarannya mulai mengajukan serangkaian pertanyaan yang meneyelidik, yang hanya menager produk terbaik yang bisa menjawab secara terinci. Tiba-tiba ia berbalik kepada kepada Joko dan mulai menanyai dengan cukup teliti tentang kelompok produknya. Agak membingungkan, Joko mengakui bahwa ia benar-benar tidak tahu jawabnnya.
Segera menjadi jika bagi Suhardiman bahwa Suharto lupa atau tidak memahami bahwa Joko masih baru dengan pekerjaannya, dan mengikuti rapat tersebut agar memperoleh orientasi yang lebih jauh baginya. Ia hampir saja memberikan suatu penjelasan yang berhati-hati ketika Suharto nampak menjengkelkan dengan apa yang pada pendapatnya merupakan tidak ada persiapan dari Joko, membentak” saudara baru saja, saudara lihat sebuah contoh pekerjaan staf yang jelek, dan tiada maaf bagi pekerjaan seperti itu !
Suhardiman harus segera mengambil keputusan. Pertama ia dapat menyela Suharto dan menyatakan bahwa Suharto telah secara tidak adil menilai Joko, tetapi hal itu dapat memalukan bagi atasannya maupun bawahannya.
Ada jalan lain, ia dapat menunggu setelah rapat selesai dan maka berikan suatu penjelasan secara pribadi, sepanjang dengan cepat Suharto menjadi terpikat pada pembicaraan yang lain. Suhardiman mengikuti pendekatan yang kedua. Melirik kepada Joko, Suhardiman tahu bahwa wajah Joko tampak merah bercampur cemas. Setelah berpandangan mata, Suhardiman berkedip pada Joko sebagai jaminan yang bijaksana bahwa ia mengerti dan bahwa apa yang jelek dapat di perbaiki.
Satu jam kemudian Suharto, terus terang tidak puas dengan apa yang di perolehnya disebut “Perencanaan yang tidak memadai dari bagian pemasaran pada umumnya, dengan tiba-tiba menyatakan rapat selesai setelah itu, Ia berbalik kepada Suhardiman dan meminta agar Suhardiman tetap di tempat sebentar. Sama sekali tidak diduga Suhardiman, Suharto dengan serta merta mengajukan pertanyaan tentang Joko kepadanya. Suharto rupanya ingin menunjukkan bahwa ia mempunyai alas an yang kuat untuk meminta Suhardiman tidak keluar dahulu dari ruang rapat, “Begini katanya kepada Suhardiman”, “Saya ingin dengan sejujur-jujurnya anda menjawab“ lanjutnya”. Apakah menurut anda, tadi saya terlalu kasar kepada si bocah itu?”.
Hening sejenak, lalu Suhardiman berkata, “Ya betul begitu saya ingin membicarakan hal itu dengan anda. Suharto lalu menjelaskan bahwa kenyataan bahwa Joko baru dalam pekerjaannya tidak di tunjukkan dengan sebagaimana mestinya tak kala mereka diperkenalkan, dan hanya beberapa lama setelah omelannya sendiri yang meledak-ledak, itu mulai berpikir olehnya bahwa apa yang telah dilakukannya itu tidak pantas serta tidak adil. Ia lalu bertanya lagi kepada Suhardiman, “Seberapa jauh anda mengenalnya?”.”Apakah saya menyakitinya?”. Sejenak Suhardiman memperhatikan air muka atasannya. Kemudian ia menjawab datar, “Saya mengenalnya betul, tapi yang saya pikir anda menyakitinya”. “Ah, masa bocah itu tidak bisa di maafkan” kata Suharto, lalu ia menelpon sekretarisnya untuk menghubungi dan meminta Joko segera melapor ke kantornya. Beberapa saat kemudian Joko datang, tampak binging serta gelisah. Begitu masuk, Suharto berdiri dari balik mejanya, kemudian menemaninya di ruangan tengah kantor tersebut sambil nerhadap-hadapan dengan Joko yang baru berusia 20 tahun dan empat tingkat di bawah Suharto dalam Organisasi itu, Suharto berkata ”Begini saya telah melakukan suatu ketololan dan saya ingin meminta maaf. Saya tidak punya hak untuk memperlakukan anda seperti itu, seharusnya saya ingat anda masih baru dalam pekerjaan anda, tapi saya lupa. Maafkan saya”.
Joko Atmojo bingung, ia berkomat-kamit terima kasih atas permintaan maaf itu. “Selama anda di sini, hai anak muda” lanjut Suharto. Di hadapan bos dari bos anda, saya ingin menjelaskan seberapa hal kepada anda. Pekerjaan anda ialah memastikan bahwa orang seperti saya sendiri tidak akan mengambil keputusan yang jelek. Kami berpendapat bahwa anda memenuhi syarat untuk pekerjaan anda, kalau tidak pasti anda tidak akan bawa kesini tetapi untuk memahami pekerjaan apapun tentang produk-produk anda“ Sambil mengulurkan tangannya lalu berjabatan tangan dengan anak muda itu, Suharto berucap, “Sepenuhnya saya percaya pada anda. Dan terima kasih atas kesediaan anda untuk memberikan kesempatan kepada saya guna memperbaiki suatu kesalahan yang betul-betul tolol”.
Pertanyaan
1. Menurut pendapat anda , apa pengaruh dari kejengkelan – k ejengkelan suharto yang di tunjukkan pada rapat itu, terhadap joko dan menejer – menejer lainya?
- Menurut saya kejengkelan yang ditunjukan Suharto tidak pantas,karena dapat menyinggung joko,dan membuat dia bisa jadi tidak percaya diri. Padahal bila seandainya joko juga harap dimaklumkan,karena baru mencoba dengan pekerjaannya itu.
2. Apakah tepat , suharto meminta maaf kepada joko atau ia cukup meninggalkannya sendiri!
- Tepat , karena Suharto sudah menyinggung perasaannya joko. Dan atasan itu tidak boleh melakukan seenaknya kepada bawahannya,dan bila bawahan mempunyai kesalahan tidak usah dengan emosi,karena itu dapat menyinggung hasil pekerjaannya.
3. Menurut anda , apa arti permintaan maaf itu bagi joko ?
- Menurut saya,permintaan maaf Suharto dapat membuat joko jadi lebih tenang dalam bekerja.Dan dapat membuat joko lebih percaya diri dalam pekerjaannya sekarang.
4. Apa yang mungkin di miliki suharto sebagai seorang atasan, dan sebagai seorang bawahan?
- Yang dimiliki suharto sebagai atasan dapat mengetahui sifat bawahannya dan mengenal kinerja masing – masing pekerjaannya sehingga dapat mengontrol dan mengevaluasi hasil kerja yang di hasikan. Dan yang di miliki suharto sebagai bawahan selalu memberikan hasil kerja yang baik kepada atasannya dan menunjukkan kepada atasanya bahwa dia sangat berpotensi di bagian yang ditempati olehnya.
5. Bagaimanakah cara suharto menetapkan tanggung jawab joko sebagai seorang asisten menejer produk? Bagaimana cara ia menetapkan perannya sendiri sebagai menejer puncak !
- Dengan cara suatu arahan / orientasi sehingga joko dapat mengetahui apa yang harus dia lakukan dalam pekerjaan sekarang ini.Sehingga dapat kerja yang baik.
- Suharto harus selalu mengontrol hasil pekerjaannya yang dilakukan bawahannya dan Suharto lalu melaporkan hasil-hasilnya kepada atasannya / pimpinannya.
6. Dari hubungan antara tingkatan – tingkatan menejemen pada perusahaan tersebut, aspek apakah yang paling penting?
- Aspek yang paling penting adalah suatu komunikasi dan kerja sama dalam melakukan pekerjaan,sehingga dapat mencerminkan hasil pekerjaan yang baik
Komentar
Posting Komentar